Wednesday, May 14, 2014

Perjuangan Kebangkitan Nasional di daerah Kalimantan Timur khususnya Samarinda (Part 1)

Portal Name : Tugu Kebangunan Nasional 1908
Location : Jl. Panglima Batur Samarinda
Kemungkinan tugu atau monumen ini dibangun pada tahun 1948 bersamaan dengan perayaan 40 tahun hari Kebangunan (Kebangkitan, sekarang) Nasional. Dibangun di areal Gedung Nasional yang dulunya merupakan bagian dari Sekolah Menegah Atas Hos Cokro Aminoto Samarinda.

Konon, bangunan sekolah ini merupakan sekolah swasta bumi putra pertama di wilayah Samarinda yang punya sejarah panjang dengan pergerakan perlawanan terhadap kekuasaan kolonialis Belanda pada masanya.

Pada tahun 1913, para pedagang keturunan Melayu dan Arab yang dikoordinir H. Ali Barack seorang saudagar lokal mendirikan kantor dagang tepat di atas bangunan tugu dan memberi nama Syarikat Dagang Islam. Hal ini merupakan reaksi atas syarikat dagang boneka bentukan pemerintah kolonial yang dikelola pengusaha keturunan Tionghoa.

Lama-kelamaan, organisasi ini bertransformasi menjadi organisasi politik dan kerap mengkritik kebijakan pemerintah kolonial yang cenderung berat sebelah kepada rival dagang mereka. Pada tahun 1917 organisasi ini resmi bernama Syarekat Islam yang dipimpin oleh tiga tokoh nasional AM. Sangaji, KH.Agus Salim dan HOS Cokro Aminoto. Dua tokoh terakhir ini kemudian menetap di Samarinda hingga meninggal dunia.

Pada tahun yang sama, sekolah swasta (partikelir) pertama HIS (Holands Inlandche School) didirikan tepat diatas bangunan kantor dagang oleh organisasi ini, setelah dikeluarkannya peraturan yang melarang anak-anak pribumi masuk sekolah resmi pemerintah ELS (Europese Lagere School). Namun, pada tahun 1928, pihak Belanda mengambil alih sekolah secara paksa dan bersikeras menghapus beberapa materi pengajaran yang dianggap dapat menumbuhkan rasa nasionalisme di antara murid-muridnya.

Beberapa tokoh pendidikan, seperti Atje Voorstad (seorang wanita keturunan Indo Belanda yang dikenal dengan nama Aminah Syukur) mendirikan sekolah perempuan sebagai bentuk protes. Dan beberapa tokoh lain membentuk kelompok-kelompok kecil diantaranya Young Muhammadan yang merupakan cikal bakal Muhammadiah Samarinda dan Nahdatul Ulama yang kemudian bersama-sama mendirikan sekolah swasta tandingan bernama Neutrale Schools tepat disebelah bangunan tugu sekarang ini. Jejak-jejak peninggalan mereka masih berdiri hingga sekarang berupa lembaga pendidikan dengan reputasi unggulan.

Isu pendidikan dan rasa nasionalisme jelas terinspirasi oleh gerakan Kebangkitan Nasional yang kemudian diadopsi oleh para tokoh ini. Tak heran, jika lokasi kantor dagang dan sekolah tersebut kemudian diubah menjadi monumen untuk mengenang momentum Kebangkitan Nasional dan beberapa jalan dilingkungan monumen ini diberi nama dengan nama-nama tokoh di atas.

Berkomentar dengan
atau
silahkan tentukan pilihan sobat!

6 comments:

  1. Akhirnya wawasan saya terbuka dengan artikel mimin yg mengangkat tugu di samarinda ini. Terimakasih mimin

    ReplyDelete
  2. Nggak pernah nyadar padahal hampir setiap hari lewat jalan tuh,tapi terima kasih mba atas infonya :)
    semangat buat para generasi muda supaya tidak melupakan kenangan dan jasa para pahlawan :D

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. Syarikat dagang islam bukan x dibentuk di surakarta?? Trus Hos cokroaminoto kan mninggal di jogja.. H Agus salim jga meninggal di jkt kan... Mhn di koreksi jika sya salah

    ReplyDelete
  6. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete