Aku tak mampu mendeskripsikanmu, bagaimana tentangmu dan seperti apa kamu? Yang jelas cuma satu, kamu yang terindah namun menyakitkan.
Kamu. Yang aku harapkan. Dan aku yang tak pernah kamu tau bagaimana perihnya aku!
Saat aku tersenyum kehilanganmu bukan berarti aku tegar melepasmu.
Saat aku terhenti untuk mampu menyayangimu, sadarlah bahwa aku terlalu tegar untuk terus menyayangimu yang justru menyayangi orang lain. Iya, aku yang perih menyayangi sebelah pihak. Dan saat aku telah benar-benar sanggup melupakanmu, mengertilah akan perihnya aku yang tetap tersenyum menahan tangis.
Saat aku pun tak ingin tau lagi segalanya tentangmu, bukan karena aku membencimu melainkan karena ‘sekarang’ telah giliran kamu yang harus belajar untuk memahami bahwa menunggu itu menyakitkan. Terlebih lagi jika harus menunggu ketidakpastian.
Hal yang sangat aku benci dari cinta adalah saat aku harus merindukan dia. Dia yang dulu dengan ku, namun kini telah bersama yang lain:’)
Meskipun kamu lebih dari mengecewakan. Tapi entah… Apa yang buat aku sulit untuk melupakanmu:’)
Aku yang terkadang masih suka memikirkanmu, ‘bukan’ berarti aku mengharapkanmu kembali. Melainkan aku hanya merindukan kenangan.
Aku. Merindukan satu menit terindah bersamamu yang mampu membuatku merasakan nyaman saat berada didekatmu.
Aku. Sulit melupakan masalalu indah saat bersamamu. Namun terlalu sakit bila harus mengingat pengkhianatanmu.
Aku tak menyesal melepaskanmu, ‘kelak’ kamu yang akan menyesal telah melewatkanku:’)
Terlalu gampang memaafkan. Terlalu gampang mempercayai. Sulit melupakan. Iya. Itu, aku:’)
Berapa banyak orang yang kamu pacarin setelah aku? Perasaan yang kamu mainin? Hati yang kamu berantakin? Janji yang kamu ingkari? Banyak? Lalu? Bangga?
Saat aku menunggumu kamu tak mempedulikanku. Saat kamu telah peka, aku telah hilang rasa padamu. Sebutlah itu K-A-R-M-A.
Aku yang pernah menyayangimu ‘dulu’, tak akan pernah mencoba mengingatmu ‘kembali’.
Dan kamu yang mengecewakan aku ‘dulu’, kelak akan mendapatkan karma entah kapan tapi pasti!
No comments: