Masjid ini terletak di Teluk Lerong
atau yang kita kenal dengan tepian, masjid ini merupakan masjid termegah dan terbesar
kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal di Jakarta.
Secara keseluruhan, komplek Masjid
Islamic Center menempati area seluas kurang lebih 8 hektar. Bangunan utama masjid ini memiliki luas sekitar 43.500 m2, sedangkan
bangunan penunjangnya seluas 7.115 m2. Bangunan utama terdiri dari
beberapa bagian yaitu lantai basement seluas 10.235 m2,
lantai dasar seluas 10.270 m2, lantai utama seluas 8.185 m2,
serta lantai mezanin (balkon) seluas 5.290 m2.
Dan masjid ini pun dikatakan masjid
terbesar kedua di Kalimantan Timur setelah Islamic Center yang tepatnya berada
di samping Pasar Pagi. Ciri – ciri dari masjid ini dapat dilihat kalau
berkunjung ke samarinda melalui Jembatan Mahakam yang memiliki kubah besar
warna hijau. 1 kubah besar dan beberapa kubah kecil yang mendampingin kubah
besar dan memiliki 4 buah menara.
Vihara Eka Dharma manggala
terletak di Jalan Sebulus Salam RT.30 RW.12, Samarinda. Vihara ini merupakan
tempat ibadah bagi yang beragama Buddha. Vihara ini memiliki desain bangunan
yang lumayan megah, tempatnya yang sejuk dan tenang. Di tempat Ibadah ini
memiliki banyak aturan , seperti pada pintu masuk tempat ibadah yang berbeda
untuk jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Untuk laki-laki pintu masuknya
terdapat pada pintu bagian sebelah kanan dan untuk peremuan terdapat pada pintu
bagian sebelah kanan. Dan untuk keluar setelah ibadah pun juga seperti itu.
Tempat ibadah ini memiliki 3 lantai atau tingkat.
Di dalam vihara ini juga terdapat
banyak sekali patung-patung Nabi atau Dewa mereka. Bangunan Vihara ini
mengadopsi bangunan Vihara yang ada di Taiwan. Barang-barang material
bangunannya pun rata-rata dikirim langsung dari Taiwan termasuk Batu Giok yang
ada di Tempat Ibadah ini.
Lokasi Pura Jagat Hita Karana yang digunakan sebagai tempat
ibadah umat Hindu.
Terletak di Jalan Sentosa. Sejarah awal rencana pembangunan 1980 oleh 20 orang dari prajurit anggota polisi angkatan 1966, selesai pembangunan Pura 1985 dan di resmikan oleh pendeta Bali 5 Oktober 1985, Pura mengalami 3 kali renovasi. Tempat Widya Sasana, struktur Pura Jagar Hita Karana ini terbagi menjadi 3 bagian, bagian atas adalah utama Mandala (untuk kegiatan agama), bagian kedua adalah Madya Mandala (sekolah, sanggar tari, dan latihan musik), dan bagian ketiga Nista Mandala (untuk tempat parkir, sekretariat, tempat hiburan, dan perpusatakaan).
Terletak di Jalan Sentosa. Sejarah awal rencana pembangunan 1980 oleh 20 orang dari prajurit anggota polisi angkatan 1966, selesai pembangunan Pura 1985 dan di resmikan oleh pendeta Bali 5 Oktober 1985, Pura mengalami 3 kali renovasi. Tempat Widya Sasana, struktur Pura Jagar Hita Karana ini terbagi menjadi 3 bagian, bagian atas adalah utama Mandala (untuk kegiatan agama), bagian kedua adalah Madya Mandala (sekolah, sanggar tari, dan latihan musik), dan bagian ketiga Nista Mandala (untuk tempat parkir, sekretariat, tempat hiburan, dan perpusatakaan).
Pintu masuk bagian pertama dibuat hanya untuk 1 orang yang
bermaksud untuk hidup kita setelah di alam baka yang hanya berdiri sendiri.
Paroki Katedral Samarinda adalah paroki yang terletak di tengah
di kota Samarinda, berada dalam Keuskupan Agung Samarinda. Uskup Agung
Samarinda pada liturgi Paskah dan Natal memimpin misa di
Gereja Katedral Santa Maria Penolong Senantiasa di paroki ini.
Untuk kota Samarinda terdapat tiga paroki yang melayani umat,
selain paroki ini juga terdapat Paroki Santo Lukas Temindung untuk melayani umat di daerah utara
kota Samarinda dan Paroki Hati Kudus Yesus di Samarinda Seberang untuk melayani umat di daerah selatan
kota Samarinda. Paroki Katedral Samarinda juga menaungi beberapa stasi yang
terletak di sekitar kota Samarinda yang masuk ke wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kelenteng Thien Ie Kong yang berada di Samarinda di
Jl. Yos Sudarso sebrangan dengan pelabuhan di Samarinda dan dibangun sejak
jaman penjajahan Belanda termasuk menjadi salah satu Cagar Budaya Kaltim
yang perlu dilestarikan karena telah berusia 107 tahun. Bangunan yang berdiri
sejak tahun 1905 tersebut masih berdiri kokoh walaupun pernah hampir
terkena bom Jepang yang dijatuhkan untuk menghancurkan pabrik pengolahan
minyak goreng yang berada dibelakang kelenteng.